Kamis, Desember 10, 2009

Serba Absurd Bu...

Dari ruang konseling kampus dikabarkan, bahwa minggu-minggu akhir ini tengah mendapat banyak sekali kunjungan mahasiswa. Mereka, para mahasiswa itu, umumnya datang karena mengharapkan petuah dari psikolog yang memang sengaja disediakan untuk mereka. Karenanya, mereka datang membawa “masalah”. Rata-rata motifnya berbeda namun secara umum tidak jauh-jauh dari permasalahan akademik. Beberapa ada yang kesulitan di kelas dengan mata kuliah tertentu. Yang lain ada juga yang bingung dengan kondisi kelas yang ramai, ada juga yang bingung malah karena tengah terlibat affair dengan dosen?! Singkatnya, daripada “gila” sendiri mending bagi-bagi kegilaan tersebut dengan orang lain…

Melihat fenomena demikian para analis kampus memberikan pendapatnya dalam suatu diskusi seru. Dalam acara tersebut hadir pak Rektor, Wakil I, dan beberapa petinggi rektorat. Turut hadir pula ketua yayasan yang kami hormati beserta jajaran dan karyawan. Kalau dilihat-lihat, sebenarnya itu bukan acara resmi. Yang mengadakan adalah bagian konsumsi kampus, alias dengan kata lain ini sebenarnya acara paska makan siang.

Terlihat atau tidak, penyelenggaraan program konseling ternyata menimbulkan berbagai persepsi yang berbeda. Ada sebagian orang yang menyatakan bahwa program tersebut diarahkan untuk menjamin akreditasi kampus. Yang lain berpendapat bahwa itu untuk menyehatkan kampus dan warganya, jadi apabila ingin kampusnya sehat maka penghuninya harus sehat juga. Ada juga yang menyatakan bahwa ini untuk meningkatkan prestasi mahasiswa yang belakangan ini tengah menurun, sehingga tujuannya untuk meningkatkan semangat belajar. Namun, apapun itu bagian konseling mempunyai alasan tersendiri dengan tetap mempertahankan kode etik psikologi. Apa itu? yakni mencoba mencari penyelesaian masalah individu dengan kaidah-kaidah ilmu kejiwaan yang umum. Intinya tetap mulia, yakni untuk membantu meringankan beban masalah mahasiswa.

Diskusi pun berlangsung…

“Pak Rektor, belakangan ini ruang konseling ramai..” kata salah seorang kru konseling.

“Oh ya, kira-kira kenapa ya Bu?” tanya pak Rektor antusias.

“Rata-rata mereka mengalami permasalahan akademik Pak, jadi kami rasa hal itu sudah umum” jawabnya. “Rata-rata tidak ada yang istimewa, kecuali…”

“Tapi sebentar dulu Bu,” seorang dekan memotong untuk memberi pendapatnya.

“Kalau mendadak ramai sih ini menurut saya bukan urusan umum lagi,” lanjutnya.

“Bagaimana menurut pak Wahyu?” tanya pak Rektor pada nya.

“Bisa jadi ada fenomena yang kita tidak ketahui Pak. Mungkin adanya tren atau peristiwa baru di kampus. Atau mungkin memang kondisi lingkungan kos yang berubah,” jawab Pak Dekan mantap.

“Sebetulnya memang banyak alasan,” seorang Dosen memberikan pendapatnya.

“Tapi kalau melihat alasan Bu Indri, saya pikir itu ekses dari UTS kemarin ya..”

“Bisa jadi juga Pak.. ha..ha..ha..,” Pak Dekan menimpali sambil terkekeh.

“Bapak-bapak, sebenarnya ada yang ingin saya sampaikan tadi..” Bu Indri menyela. Berniat meneruskan kata-kata nya yang sempat terpotong tadi.

“Saya katakan tadi tidak ada yang istimewa kecuali seorang Mahasiswa ini Pak, terus terang saya tidak bisa memberikan jawaban kemarin. Kemudian saya janjikan besok kepadanya, nah mungkin pak Rektor dan Bapak-bapak sekalian bisa membantu kami.” lanjutnya.

Suasana hening sejenak.

“Sampaikan saja Bu..”

“Ya..ya..”

“Silakan bu Indri..” Kata Pak Rektor kemudian.

Bu Indri menghela nafas.

“Ia mengatakan bahwa tiap harinya harus menyiapkan satu alasan untuk tetap berangkat ke kampus Pak. Katanya, sebetulnya Ia merasakan bahwa Kampus sudah tidak lagi menjanjikan secara ekonomi. Itu membuatnya tidak berminat lagi untuk kuliah. Kemudian yang membuatnya tetap duduk selama berjam-jam adalah alasan yang ia buat pada hari itu. Yang membuat saya heran, apabila ia tidak menemukan alasan, ia lebih suka keluar kampus untuk menambah penghasilan.”

“Lha, masalahnya apa Bu?”

“Iya Pak saya bingung, mau bilang itu tidak baik saya pikir tidak juga. Tapi kalau saya mendukung dia nanti malah saya yang disalahkan karena membuatnya sering bolos..”

“Ada saran Pak..?” tanya Bu Indri. [ ]

0 komentar:

 
taufik personal insight Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template